Breaking News
Loading...
Kamis, 15 Januari 2015

EMBUNG KLEDUNG

Embung Kledung, Potensi Wisata di Waduk Penampung Air Hujan REP | 31 December 2012 | 09:04 Dibaca: 2621 Komentar: 0 3 Sampai saat ini, mungkin belum banyak orang yang tahu bahwa Temanggung yang selama ini dikenal sebagai kawasan ijo roro-royo, ternyata mempunyai banyak wilayah yang rawan dengan kekeringan saat musim kemarau tiba. Dari 20 kecamatan yang ada, 14 di antaranya rawan dengan ancaman kekeringan tersebut. Dari tahun ke tahun bahaya kekeringan tersebut malah semakin parah. Penggundulan hutan dan eksploitasi tanah yang berlebihan di lereng-lereng Gunung Sindoro dan Sumbing disebut-sebut sebagai salah satu biang keladinya. Saat kemarau yang biasanya jatuh antara Mei sampai September, banyak penduduk di 14 wilayah tersebut mengalami kesulitan mendapatkan air untuk keperluan mereka sehari-hari seperti untuk mandi, masak atau mencuci. Mereka kadang mereka harus melakukan perjalanan yang cukup jauh ke sumber-sumber air yang masih ada demi mendapatkan seember air. Pada saat seperti itu lahan-lahan pertanian yang ada juga tidak bisa ditanami. Tanah menjadi kering dan kadang menjadi retak-retak. Para petani hanya bisa pasrah menunggu musim hujan tiba, ketika tanah-tanah menjadi basah dan siap diolah kembali. Tanaman seperti padi, jagung dan sayuran memang sangat membutuhkan air untuk pertumbuhannya. 13569188441131998022 Lokasi Embung Kledung, waduk penampung air hujan di Kledung Temanggung Untuk mengatasi kebutuhan air tersebut Pemerintah Kabupaten (pemkab) Temanggung melakukan terobosan dengan membuat embung (waduk atau kolam) buatan. Embung ini digunakan untuk menampung air hujan yang curahnya cukup tinggi di Temanggung. Selama ini air hujan tersebut dibiarkan begitu saja. Air langsung terserap ke tanah dan mengalir ke daerah yang lebih rendah. Saat kemarau tiba, wilayah-wilayah di dataran tinggi sudah tidak mempunyai stok air lagi. Embung pertama yang telah dibangun letaknya di wilayah Kecamatan Kledung, sehingga namanya terkenal dengan sebutan Embung Kledung. Hingga akhir tahun 2013, pemkab berencana menyelesaikan pembangunan lima embung. Selain di Kledung, embung juga akan dibangun di Kandangan, Pringsurat, Tretep dan Wonoboyo. Pada tahap berikutnya, sembilan embung juga akan dibangun di kecamatan lain yang rawan dengan kekeringan. Embung Kledung ini dibangun di atas lahan seluas kira-kira 4 hektar. Embungnya sendiri luasnya 83 meter x 83 meter, dengan kedalaman 3 meter. Pembangunan embung ini didanai dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) tahun 2010 dengan menghabiskan dana sekitar 1, 2 milyar rupiah. Kini, air hujan di Kledung yang curahnya cukup tinggi akan ditampung di embung. Selama belum digunakan, air tersebut akan tetap akan tersimpan di tempat tersebut. Saat musim kemarau tiba, air tersebut akan dialirkan langsung ke lahan pertanian di sekitar embung melalui pipa pralon yang telah dipasang. Embung ini dapat mengairi lahan sekitar 20 hektar. Selain itu, air embung juga dapat dimanfaatkan penduduk setempat untuk keperluan sehari-hari.
Potensi lain Dulu, sebelum embung dibangun, hanya tanaman tembakau yang bisa bertahan di musim kemarau di wilayah ini. Kini, petani setempat juga bisa menanam tanaman lain, bisa buah-buahan, sayuran, bunga atau tanaman lain yang punya nilai ekonomi lebih tinggi. 13569190071962697082 Berbagai tanaman sayuran dan buah-buahan sangat potensial dikembangkan di daerah ini Untuk mengembangkan potensi tersebut, saat ini Pemkab Temanggung bekerja sama Yayasan Obor Tani Semarang, tengah menjajagi kemungkinan untuk mengembangkan agrobisnis di kawasan tersebut. Yayasan ini, dengan pola kemitraan dengan petani pemilik lahan, telah berhasil mengembangkan kebun buah Lengkeng Itoh di daerah Semarang. 1356919119834651105 Pemandanga Embung kledung dengan latar belakang Gunung Sindoro 1356919269594452990 Pemandangan Embung Kledung dengan latar belakang Gunung Sumbing Potensi lain yang juga tengah digarap adalah mengembangkan wilayah di sekitar embung menjadi tempat wisata. Kledung adalah tempat yang sangat indah dan letaknya sangat strategis untuk pengembangan wisata. Daerah ini dilalui jalan propinsi dengan jalur Semarang-Temanggung-Wonosobo-Purwokerto atau Jogjakarta-Magelang-Temanggung-Wonosobo-Purwokerto. Jalan tersebut merupakan jalan utama menuju tempat wisata yang sudah mendunia yaitu Dieng. Setiap harinya tidak kurang dari 700-1000 kendaraan melewati jalur tersebut. Di kawasan ini juga terdapat kebun teh yang cukup luas yang pemandangan dan suasanya tidak kalah dengan kawasan Puncak di Jawa Barat. Seni tradisional juga hidup di daerah yang terkenal dengan hasil tembakaunya ini. Pemkab Temanggung kelihatannya juga cukup serius mengembangkan potensi wisata di wilayah ini. Beberapa rencana yang telah dibuat untuk mengembangkan wisata di wilayah ini antara lain adalah pembangunan fasilitas kereta gantung di lereng utara Gunung Sumbing tepat di Kledung Pass, pembangunan hotel/restoran dengan sajian utama minum kopi sambil menikmati kesejukan udara dan keindahan alam di trading house Kledung. Di bidang wisata agrobisnis, potensi yang akan dikembangkan antara lain pengembangan balai penelitian kentang dan agro industri kentang, pengembangan experience tourism saat musim tembakau tiba dan agrowisata Kledung Pass dengan penanaman strawbery, dan sayuran atau holtikultura. Sebagai warga masyarakat yang dilahirkan di Temanggung dan kini tinggal di perantauan, saya berharap semua rencana di atas dapat dilaksanakan dengan baik dan saya juga berharap masyarakat setempat lah yang pertama kali akan menikmatinya. Semoga !

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top